Rabu, 05 September 2018

Bentonite Dan Jenisnya. Harga Bentonite Per Kg.

Harga Tepung Bentonite 2018, Penjual Bentonite, Pemasok Bentonite, Anda Membutuhkan Bentonite? Silahkan hubungi :

081281774186

085793333234

 Bentonit adalah suatu istilah nama dalam dunia perdagangan yang sejenis lempung plastis yang mempunyai kandungan mineral monmorilonit lebih dari 85% dengan rumus kimianya Al2O3.4SiO2 x H2O. Nama ini diusulkan pertama kali oleh Knight (1898) untuk nama sejenis lempung koloid yang ditemukan pada formasi Benton “Rock Creek” Wyoming Amerika Serikat.

    Penamaan istilah bentonit diusulkan sebagai pengganti dari istilah nama lain sebelumnya yaitu:  “Soapy Clay” atau “Taylorit” yang dipopulerkan oleh Taylorite pada tahun 1888. Sedangkan nama monmorilonit itu sendiri berasal dari Perancis pada tahun 1847 untuk penamaan sejenis lempung  yang terdapat di Monmorilon Prancis yang dipublikasikan pada tahun 1853 – 1856. Grim pada tahun (1968) mengelompokkan monmorilonit ini kedalam Smektit Group sub kelompoksmektit di-oktahedral (heptaphyllitic) bersama dengan beidelit dan nontronit. Sedangkan sub kelompok lainnya adalah smektit tri-oktahedral (cetaphyllitic) yang terdiri dari mineral hektorit dan saponit.Secara megaskopis bentonit dapat diamati secara langsung dengan ciri khas yaitu : mempunyai kilap lilin, lunak, berwarna abu-abu kecoklatan sampai kehijauan.

Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clayadalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earthdigunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.

     Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :

a.                  Tipe Wyoming ( Na-bentonit-Swelling bentonit )

Na bentonite memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu didalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium ( Na+ ).

b.                  Mg, ( Ca-bentonite – non swellingbentonite )

Tipe bentonite ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonite dalam pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.

Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.

Genesa bentonite secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam  yaitu :

a.       Terjadi karena pengaruh pelapukan.

Pelapukan sebagai faktor utama yang menyebabkan terbentuknya jenis mineral lempung. Dalam proses ini adalah komposisi mineral batuan, komposisi kimia dari air dan daya alir air tersebut dalam batuan. Secara umum faktor yang berpengaruh adalah iklim, macam batuan, relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan tersebut.

b.      Terjadi karena pengaruhhydrotermal.

Proses hydrothermal mempengaruhi alterasi yang sangat lemah sehingga mineral-mineral yang kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit cenderung membentuk chlorit. Pada alterasi lemah kehadiran unsur-unsur logam alkali dan alkali tanah, kecuali kalium, mineral-mineral mika, ferramagnesia dan feldspar plagioklas umumnya akan membentuk montmorilonit terutama disebabkan adanya magnesium.  Kehadiran kalium baik yang berasal dari feldspar ataupun mika primer yang terbentuk karena alterasi hydrothermal membentuk zona-zona lingkaran dengan susunan serisit, kaolinit, montmorilonit dan chlorit.

c.       Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan didalam air (lakustrin sampai neritic).

Proses tranformasi (ubahan) dari abu vulkanis yang mempunyai komposisi gelas akan menjadi mineral lempung (devitrivikasi) yang lebih sempurna terutama pada daerah danau, lautan dan cekungan sedimentasi. Tranformasi dari gunung berapi yang sempurna akan terjadi apabila debu gunung api diendapkan dalam cekungan seperti danau dan laut. Bentonit yang terjadi akibat proses tranformasi umumnya bercampur dengan sedimen laut lainnya yang berasal dari daratan seperti batu pasir dan lanau.

d.      Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa ( alkali ) dan sangat silikan.

Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat berbentuk tidak saja dari tufa tetapi dapat berupa endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) yang sangat silikan (authigenic neoformation) dan terbentuk pada cekungan sedimen yang bersifat basa dimana unsur pembentukannya antara lain karbonat, silika pipih, phospat laut dan unsur lainnya yang bersenyawa dengan unsur alluminium dan magnesium.

Berdasarkan kenampakan di lapangan terutama pengamatan secara megaskopis terhadap beberapa singkapan bentonit yang muncul pada beberapa daerah diketahui bahwa endapan bentonit yang terbentuk pada daerah Wonosari dan sekitarnya, terjadi karena adanya proses pelapukan secara dominan yang dicirikan dengan adanya perubahan warna pada beberapa daerah yang masih termasuk di dalam proses pembentukannya dimana adanya cekungan dan daerah dataran sedang.

Bentonit dapat digunakan untuk memperkecil nilai resistansi pembumian (grounding sistem). Bentonit  yang biasa digunakan untuk sistem pembumian adalah bentonit dengan Tipe Na dengan pH 10. Hal ini dikarenakan bentonit dengan pH > 7 memiliki sifat basa dimana basa tidak akan menyebabkan korosi dan akan menjaga kandungan phosphor pada tanah sehingga tanah akan tetap subur.

Kami melayani penjualan di seluruh kota Di Indonesia.
*Dalam jumlah tertentu.
Adapaun pekerjaan pemagaran yang bisa kami jual terpasang diantaranya adalah :

Jawa Barat
1 Kabupaten Bandung Soreang
2 Kabupaten Bandung Barat Ngamprah
3 Kabupaten Bekasi Cikarang
4 Kabupaten Bogor Cibinong
5 Kabupaten Ciamis Ciamis
6 Kabupaten Cianjur Cianjur
7 Kabupaten Cirebon Sumber
8 Kabupaten Garut Garut
9 Kabupaten Indramayu Indramayu
10 Kabupaten Karawang Karawang
11 Kabupaten Kuningan Kuningan
12 Kabupaten Majalengka Majalengka
13 Kabupaten Purwakarta Purwakarta
14 Kabupaten Subang Subang
15 Kabupaten Sukabumi Pelabuanratu
16 Kabupaten Sumedang Sumedang
17 Kabupaten Tasikmalaya Singaparna
18 Kota Bandung Bandung
19 Kota Banjar Banjar
20 Kota Bekasi Bekasi
21 Kota Bogor Bogor
22 Kota Cimahi Cimahi
23 Kota Cirebon Cirebon
24 Kota Depok Depok
25 Kota Sukabumi Cisaat
26 Kota Tasikmalaya Tasikmalaya

DKI Jakarta
1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Pulau Pramuka
2 Kota Administrasi Jakarta Barat
3 Kota Administrasi Jakarta Pusat
4 Kota Administrasi Jakarta Selatan
5 Kota Administrasi Jakarta Timur
6 Kota Administrasi Jakarta Utara

Jawa Tengah
1 Kabupaten Banjarnegara Banjarnegara
2 Kabupaten Banyumas Purwokerto
3 Kabupaten Batang Batang
4 Kabupaten Blora Blora
5 Kabupaten Boyolali Boyolali
6 Kabupaten Brebes Brebes
7 Kabupaten Cilacap Cilacap
8 Kabupaten Demak Demak
9 Kabupaten Grobogan Purwodadi
10 Kabupaten Jepara Jepara
11 Kabupaten Karanganyar Karanganyar
12 Kabupaten Kebumen Kebumen
13 Kabupaten Kendal Kendal
14 Kabupaten Klaten Klaten
15 Kabupaten Kudus Kudus
16 Kabupaten Magelang Mungkid
17 Kabupaten Pati Pati
18 Kabupaten Pekalongan Kajen
19 Kabupaten Pemalang Pemalang
20 Kabupaten Purbalingga Purbalingga
21 Kabupaten Purworejo Purworejo
22 Kabupaten Rembang Rembang
23 Kabupaten Semarang Ungaran
24 Kabupaten Sragen Sragen
25 Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo
26 Kabupaten Tegal Slawi
27 Kabupaten Temanggung Temanggung
28 Kabupaten Wonogiri Wonogiri
29 Kabupaten Wonosobo Wonosobo
30 Kota Magelang
31 Kota Pekalongan
32 Kota Salatiga
33 Kota Semarang
34 Kota Surakarta
35 Kota Tegal

Jawa Timur
1 Kabupaten Bangkalan Bangkalan
2 Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi
3 Kabupaten Blitar Kanigoro
4 Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro
5 Kabupaten Bondowoso Bondowoso
6 Kabupaten Gresik Gresik
7 Kabupaten Jember Jember
8 Kabupaten Jombang Jombang
9 Kabupaten Kediri Kediri
10 Kabupaten Lamongan Lamongan
11 Kabupaten Lumajang Lumajang
12 Kabupaten Madiun Madiun
13 Kabupaten Magetan Magetan
14 Kabupaten Malang Kepanjen
15 Kabupaten Mojokerto Mojokerto
16 Kabupaten Nganjuk Nganjuk
17 Kabupaten Ngawi Ngawi
18 Kabupaten Pacitan Pacitan
19 Kabupaten Pamekasan Pamekasan
20 Kabupaten Pasuruan Pasuruan
21 Kabupaten Ponorogo Ponorogo
22 Kabupaten Probolinggo Kraksaan
23 Kabupaten Sampang Sampang
24 Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo
25 Kabupaten Situbondo Situbondo
26 Kabupaten Sumenep Sumenep
27 Kabupaten Trenggalek Trenggalek
28 Kabupaten Tuban Tuban
29 Kabupaten Tulungagung Tulungagung
30 Kota Batu
31 Kota Blitar
32 Kota Kediri
33 Kota Madiun
34 Kota Malang
35 Kota Mojokerto
36 Kota Pasuruan
37 Kota Probolinggo
38 Kota Surabaya

Daerah Istimewa Yogyakarta
1 Kabupaten Bantul Bantul
2 Kabupaten Gunung Kidul Wonosari
3 Kabupaten Kulon Progo Wates
4 Kabupaten Sleman Sleman
5 Kota Yogyakarta -

Nusa Tenggara
Bali
1 Kabupaten Badung Badung
2 Kabupaten Bangli Bangli
3 Kabupaten Buleleng Singaraja
4 Kabupaten Gianyar Gianyar
5 Kabupaten Jembrana Negara
6 Kabupaten Karangasem Karangasem
7 Kabupaten Klungkung Klungkung
8 Kabupaten Tabanan Tabanan
9 Kota Denpasar

Nusa Tenggara Barat
1 Kabupaten Bima Raba
2 Kabupaten Dompu Dompu
3 Kabupaten Lombok Barat Mataram
4 Kabupaten Lombok Tengah Praya
5 Kabupaten Lombok Timur Selong
6 Kabupaten Lombok Utara Tanjung
7 Kabupaten Sumbawa Sumbawa Besar
8 Kabupaten Sumbawa Barat Taliwang
9 Kota Bima
10 Kota Mataram

Nusa Tenggara Timur
1 Kabupaten Alor Kalabahi
2 Kabupaten Belu Atambua
3 Kabupaten Ende Ende
4 Kabupaten Flores Timur Larantuka
5 Kabupaten Kupang Kupang
6 Kabupaten Lembata Lewoleba
7 Kabupaten Manggarai Ruteng
8 Kabupaten Manggarai Barat Labuan Bajo
9 Kabupaten Manggarai Timur Borong
10 Kabupaten Ngada Bajawa
11 Kabupaten Nagekeo Mbay
12 Kabupaten Rote Ndao Baa
13 Kabupaten Sabu Raijua Seba
14 Kabupaten Sikka Maumere
15 Kabupaten Sumba Barat Waikabubak
16 Kabupaten Sumba Barat Daya Tambolaka
17 Kabupaten Sumba Tengah Waibakul
18 Kabupaten Sumba Timur Waingapu
19 Kabupaten Timor Tengah Selatan Soe
20 Kabupaten Timor Tengah Utara Kefamenanu
21 Kota Kupang Kupang

Kalimantan
Kalimantan Barat
1 Kabupaten Bengkayang Bengkayang
2 Kabupaten Kapuas Hulu Putussibau
3 Kabupaten Kayong Utara Sukadana
4 Kabupaten Ketapang Ketapang
5 Kabupaten Kubu Raya Sungai Raya
6 Kabupaten Landak Ngabang
7 Kabupaten Melawi Nanga Pinoh
8 Kabupaten Pontianak Mempawah
9 Kabupaten Sambas Sambas
10 Kabupaten Sanggau Sanggau
11 Kabupaten Sekadau Sekadau
12 Kabupaten Sintang Sintang
13 Kota Pontianak
14 Kota Singkawang

Kalimantan Selatan
1 Kabupaten Balangan Paringin
2 Kabupaten Banjar Martapura
3 Kabupaten Barito Kuala Marabahan
4 Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kandangan
5 Kabupaten Hulu Sungai Tengah Barabai
6 Kabupaten Hulu Sungai Utara Amuntai
7 Kabupaten Kotabaru Kotabaru
8 Kabupaten Tabalong Tanjung
9 Kabupaten Tanah Bumbu Batulicin
10 Kabupaten Tanah Laut Pelaihari
11 Kabupaten Tapin Rantau
12 Kota Banjarbaru Banjarbaru Kota
13 Kota Banjarmasin Banjarmasin

Kalimantan Tengah
1 Kabupaten Barito Selatan Buntok
2 Kabupaten Barito Timur Tamiang
3 Kabupaten Barito Utara Muara Teweh
4 Kabupaten Gunung Mas Kuala Kurun
5 Kabupaten Kapuas Kuala Kapuas
6 Kabupaten Katingan Kasongan
7 Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun
8 Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit
9 Kabupaten Lamandau Nanga Bulik
10 Kabupaten Murung Raya Purukcahu
11 Kabupaten Pulang Pisau Pulang Pisau
12 Kabupaten Sukamara Sukamara
13 Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang
14 Kota Palangka Raya

Kalimantan Timur
1 Kabupaten Berau Tanjungredep
2 Kabupaten Bulungan Tanjungselor
3 Kabupaten Kutai Barat Sendawar
4 Kabupaten Kutai Kartanegara Tenggarong
5 Kabupaten Kutai Timur Sangatta
6 Kabupaten Malinau Malinau
7 Kabupaten Nunukan Nunukan
8 Kabupaten Paser Tanah Grogot
9 Kabupaten Penajam Paser Utara Penajam
10 Kabupaten Tana Tidung Tideng Pale
11 Kota Balikpapan
12 Kota Bontang
13 Kota Samarinda
14 Kota Tarakan

Sulawesi
Gorontalo
1 Kabupaten Boalemo Marisa/Tilamuta
2 Kabupaten Bone Bolango Suwawa
3 Kabupaten Gorontalo Gorontalo
4 Kabupaten Gorontalo Utara Kwandang
5 Kabupaten Pohuwato Marisa
6 Kota Gorontalo

Sulawesi Selatan
1 Kabupaten Bantaeng Bantaeng
2 Kabupaten Barru Barru
3 Kabupaten Bone Watampone
4 Kabupaten Bulukumba Bulukumba
5 Kabupaten Enrekang Enrekang
6 Kabupaten Gowa Sunggu Minasa
7 Kabupaten Jeneponto Jeneponto
8 Kabupaten Kepulauan Selayar Benteng
9 Kabupaten Luwu Palopo
10 Kabupaten Luwu Timur Malili
11 Kabupaten Luwu Utara Masamba
12 Kabupaten Maros Maros
13 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Pangkajene
14 Kabupaten Pinrang Pinrang
15 Kabupaten Sidenreng Rappang Sidenreng
16 Kabupaten Sinjai Sinjai
17 Kabupaten Soppeng Watan Soppeng
18 Kabupaten Takalar Takalar
19 Kabupaten Tana Toraja Makale
20 Kabupaten Toraja Utara Rantepao
21 Kabupaten Wajo Sengkang
22 Kota Makassar
23 Kota Palopo
24 Kota Parepare

Sulawesi Tenggara
1 Kabupaten Bombana Rumbia
2 Kabupaten Buton Bau-Bau
3 Kabupaten Buton Utara Buranga
4 Kabupaten Kolaka Kolaka
5 Kabupaten Kolaka Utara Lasusua
6 Kabupaten Konawe Unaaha
7 Kabupaten Konawe Selatan Andolo
8 Kabupaten Konawe Utara Wanggudu
9 Kabupaten Muna Raha
10 Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi
11 Kota Bau-Bau
12 Kota Kendari

Sulawesi Tengah
1 Kabupaten Banggai Luwuk
2 Kabupaten Banggai Kepulauan Banggai
3 Kabupaten Buol Buol
4 Kabupaten Donggala Donggala
5 Kabupaten Morowali Bungku
6 Kabupaten Parigi Moutong Parigi
7 Kabupaten Poso Poso
8 Kabupaten Tojo Una-Una Ampana
9 Kabupaten Toli-Toli Toli-Toli
10 Kabupaten Sigi Sigi Biromaru
11 Kota Palu

Sulawesi Utara
1 Kabupaten Bolaang Mongondow Kotamobagu
2 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Uki
3 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tutuyan
4 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Boroko
5 Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahuna
6 Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Ondong Siau
7 Kabupaten Kepulauan Talaud Melonguane
8 Kabupaten Minahasa Tondano
9 Kabupaten Minahasa Selatan Amurang
10 Kabupaten Minahasa Tenggara Ratahan
11 Kabupaten Minahasa Utara Airmadidi
12 Kota Bitung
13 Kota Kotamobagu
14 Kota Manado
15 Kota Tomohon

Sulawesi Barat
1 Kabupaten Majene Majene
2 Kabupaten Mamasa Mamasa
3 Kabupaten Mamuju Mamuju
4 Kabupaten Mamuju Utara Pasangkayu
5 Kabupaten Polewali Mandar Polewali

Maluku dan Papua
Maluku
1 Kabupaten Buru Namlea
2 Kabupaten Buru Selatan Namrole
3 Kabupaten Kepulauan Aru Oobo
4 Kabupaten Maluku Barat Daya Tiakur
5 Kabupaten Maluku Tengah Masohi
6 Kabupaten Maluku Tenggara Tual
7 Kabupaten Maluku Tenggara Barat Saumlaki
8 Kabupaten Seram Bagian Barat Dataran Hunipopu
9 Kabupaten Seram Bagian Timur Dataran Hunimoa
10 Kota Ambon
11 Kota Tual

Maluku Utara
1 Kabupaten Halmahera Barat Jailolo
2 Kabupaten Halmahera Tengah Weda
3 Kabupaten Halmahera Utara Tobelo
4 Kabupaten Halmahera Selatan Labuha
5 Kabupaten Kepulauan Sula Sanana
6 Kabupaten Halmahera Timur Maba
7 Kabupaten Pulau Morotai Morotai Selatan
8 Kota Ternate Ternate
9 Kota Tidore Kepulauan Soasiu

Papua
1 Kabupaten Asmat Agats
2 Kabupaten Biak Numfor Biak
3 Kabupaten Boven Digoel Tanah Merah
4 Kabupaten Deiyai Tigi
5 Kabupaten Dogiyai Kigamani
6 Kabupaten Intan Jaya Sugapa
7 Kabupaten Jayapura Sentani
8 Kabupaten Jayawijaya Wamena
9 Kabupaten Keerom Waris
10 Kabupaten Kepulauan Yapen Serui
11 Kabupaten Lanny Jaya Tiom
12 Kabupaten Mamberamo Raya Burmeso
13 Kabupaten Mamberamo Tengah Kobakma
14 Kabupaten Mappi Kepi
15 Kabupaten Merauke Merauke
16 Kabupaten Mimika Timika
17 Kabupaten Nabire Nabire
18 Kabupaten Nduga Kenyam
19 Kabupaten Paniai Enarotali
20 Kabupaten Pegunungan Bintang Oksibil
21 Kabupaten Puncak Ilaga
22 Kabupaten Puncak Jaya Kotamulia
23 Kabupaten Sarmi Sarmi
24 Kabupaten Supiori Sorendiweri
25 Kabupaten Tolikara Karubaga
26 Kabupaten Waropen Botawa
27 Kabupaten Yahukimo Sumohai
28 Kabupaten Yalimo Elelim
29 Kota Jayapura

Papua Barat
1 Kabupaten Fakfak Fakfak
2 Kabupaten Kaimana Kaimana
3 Kabupaten Manokwari Manokwari
4 Kabupaten Maybrat Kumurkek
5 Kabupaten Raja Ampat Waisai
6 Kabupaten Sorong Sorong
7 Kabupaten Sorong Selatan Teminabuan
8 Kabupaten Tambrauw Fef
9 Kabupaten Teluk Bintuni Bintuni
10 Kabupaten Teluk Wondama Rasiei
11 Kota Sorong

Sumatera
Aceh
1 Kabupaten Aceh Barat Meulaboh
2 Kabupaten Aceh Barat Daya Blangpidie
3 Kabupaten Aceh Besar Kota Jantho
4 Kabupaten Aceh Jaya Calang
5 Kabupaten Aceh Selatan Tapak Tuan
6 Kabupaten Aceh Singkil Singkil
7 Kabupaten Aceh Tamiang Karang Baru
8 Kabupaten Aceh Tengah Takengon
9 Kabupaten Aceh Tenggara Kutacane
10 Kabupaten Aceh Timur Idi Rayeuk
11 Kabupaten Aceh Utara Lhoksukon
12 Kabupaten Bener Meriah Simpang Tiga Redelong
13 Kabupaten Bireuen Bireuen
14 Kabupaten Gayo Lues Blang Kejeren
15 Kabupaten Nagan Raya Suka Makmue
16 Kabupaten Pidie Sigli
17 Kabupaten Pidie Jaya Meureudu
18 Kabupaten Simeulue Sinabang
19 Kota Banda Aceh
20 Kota Langsa
21 Kota Lhokseumawe
22 Kota Sabang
23 Kota Subulussalam

Sumatera Utara
1 Kabupaten Asahan Kisaran
2 Kabupaten Batubara Limapuluh
3 Kabupaten Dairi Sidikalang
4 Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam
5 Kabupaten Humbang Hasundutan Dolok Sanggul
6 Kabupaten Karo Kabanjahe
7 Kabupaten Labuhanbatu Rantau Prapat
8 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Kota Pinang
9 Kabupaten Labuhanbatu Utara Aek Kanopan
10 Kabupaten Langkat Stabat
11 Kabupaten Mandailing Natal Panyabungan
12 Kabupaten Nias Gunung Sitoli
13 Kabupaten Nias Barat Lahomi
14 Kabupaten Nias Selatan Teluk Dalam
15 Kabupaten Nias Utara Lotu
16 Kabupaten Padang Lawas Sibuhuan
17 Kabupaten Padang Lawas Utara Gunung Tua
18 Kabupaten Pakpak Bharat Salak
19 Kabupaten Samosir Pangururan
20 Kabupaten Serdang Bedagai Sei Rampah
21 Kabupaten Simalungun Raya
22 Kabupaten Tapanuli Selatan Sipirok
23 Kabupaten Tapanuli Tengah Pandan
24 Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung
25 Kabupaten Toba Samosir Balige
26 Kota Binjai Binjai Kota
27 Kota Gunungsitoli
28 Kota Medan
29 Kota Padangsidempuan
30 Kota Pematangsiantar
31 Kota Sibolga
32 Kota Tanjungbalai
33 Kota Tebing Tinggi

Bengkulu
1 Kabupaten Bengkulu Selatan Kota Manna
2 Kabupaten Bengkulu Tengah Karang Tinggi
3 Kabupaten Bengkulu Utara Arga Makmur
4 Kabupaten Kaur Bintuhan - Kaur Selatan
5 Kabupaten Kepahiang Kepahiang
6 Kabupaten Lebong Muara Aman
7 Kabupaten Mukomuko Mukomuko
8 Kabupaten Rejang Lebong Curup
9 Kabupaten Seluma Tais
10 Kota Bengkulu -

Jambi
1 Kabupaten Batanghari Muara Bulian
2 Kabupaten Bungo Muara Bungo
3 Kabupaten Kerinci Sungaipenuh
4 Kabupaten Merangin Bangko
5 Kabupaten Muaro Jambi Sengeti
6 Kabupaten Sarolangun Sarolangun
7 Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kuala Tungkal
8 Kabupaten Tanjung Jabung Timur Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur
9 Kabupaten Tebo Muara Tebo
10 Kota Jambi Jambi
11 Kota Sungai Penuh Sungai Penuh

Riau
1 Kabupaten Bengkalis Bengkalis
2 Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan
3 Kabupaten Indragiri Hulu Rengat
4 Kabupaten Kampar Bangkinang
5 Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan
6 Kabupaten Pelalawan Pangkalan Kerinci
7 Kabupaten Rokan Hilir Ujung Tanjung (de juree), Bagan Siapi-api (de facto)
8 Kabupaten Rokan Hulu Pasir Pengaraian
9 Kabupaten Siak Siak Sri Indrapura
10 Kabupaten Kepulauan Meranti Selatpanjang
11 Kota Dumai -
12 Kota Pekanbaru Pekanbaru

Sumatera Barat
1 Kabupaten Agam Lubuk Basung
2 Kabupaten Dharmasraya Pulau Punjung
3 Kabupaten Kepulauan Mentawai Tuapejat 
4 Kabupaten Lima Puluh Kota Sarilamak 
5 Kabupaten Padang Pariaman Parit Malintang 
6 Kabupaten Pasaman Lubuk Sikaping 
7 Kabupaten Pasaman Barat Simpang Empat 25px
8 Kabupaten Pesisir Selatan Painan 
9 Kabupaten Sijunjung Muaro Sijunjung 
10 Kabupaten Solok Arosuka 
11 Kabupaten Solok Selatan Padang Aro 
12 Kabupaten Tanah Datar Batusangkar 
13 Kota Bukittinggi Bukittinggi
14 Kota Padang Padang
15 Kota Padangpanjang Padangpanjang
16 Kota Pariaman Pariaman
17 Kota Payakumbuh Payakumbuh
18 Kota Sawahlunto Sawahlunto
19 Kota Solok Solok

Sumatera Selatan
1 Kabupaten Banyuasin Pangkalan Balai
2 Kabupaten Empat Lawang Tebing Tinggi
3 Kabupaten Lahat Lahat
4 Kabupaten Muara Enim Muara Enim
5 Kabupaten Musi Banyuasin Sekayu
6 Kabupaten Musi Rawas Muara Beliti Baru
7 Kabupaten Ogan Ilir Indralaya
8 Kabupaten Ogan Komering Ilir Kota Kayu Agung
9 Kabupaten Ogan Komering Ulu Baturaja
10 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Muaradua
11 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura
12 Kota Lubuklinggau
13 Kota Pagar Alam
14 Kota Palembang
15 Kota Prabumulih

Lampung
1 Kabupaten Lampung Barat Kota Liwa
2 Kabupaten Lampung Selatan Kalianda (kota)
3 Kabupaten Lampung Tengah Gunung Sugih
4 Kabupaten Lampung Timur Sukadana
5 Kabupaten Lampung Utara Kotabumi
6 Kabupaten Mesuji
7 Kabupaten Pesawaran Gedong Tataan
8 Kabupaten Pringsewu -
9 Kabupaten Tanggamus Kota Agung
10 Kabupaten Tulang Bawang Menggala
11 Kabupaten Tulang Bawang Barat Tulang Bawang Tengah
12 Kabupaten Way Kanan Blambangan Umpu
13 Kota Bandar Lampung
14 Kota Metro

Kepulauan Bangka Belitung
1 Kabupaten Bangka Sungai Liat
2 Kabupaten Bangka Barat Toboali
3 Kabupaten Bangka Selatan Mentok
4 Kabupaten Bangka Tengah Koba
5 Kabupaten Belitung Tanjung Pandan
6 Kabupaten Belitung Timur Manggar
7 Kota Pangkal Pinang

Kepulauan Riau
1 Kabupaten Bintan Bandar Seri Bentan
2 Kabupaten Karimun Tanjung Balai Karimun
3 Kabupaten Kepulauan Anambas Tarempa
4 Kabupaten Lingga Daik, Lingga
5 Kabupaten Natuna Ranai, Bunguran Timur
6 Kota Batam
7 Kota Tanjung Pinang

Jawa
Banten
1 Kabupaten Tangerang Tigaraksa 
2 Kabupaten Serang Ciruas 
3 Kabupaten Lebak Rangkasbitung 
4 Kabupaten Pandeglang Pandeglang 
5 Kota Tangerang
6 Kota Serang
7 Kota Cilegon
8 Kota Tangerang Selatan Ciputat 

Jual Tepung Bentonite _ Supplier Tepung Bentonite_ Pemasok Tepung Bentonite_

Anda membutuhkan bentonite? Harga bentonite per Kg 2018 ? Cari tepung bentonite ? Mau beli tambang galian bentonite ? Supplier bentonite ? Pabrik Bentonite ?
Untuk informasi lebih lanjut jika membutuhkan bentonite silahkan hubungi  :
081281774186
085793333234

Potensi endapan bentonit di Indonesia cukup besar dan tersebar di beberapa lokasi, yaitu di Pulau Jawa dan Sumatera dengan jumlah cadangan lebih dari 380 juta ton.

Berdasarkan sifat kimianya, bentonit dibedakan menjadi dua, yaitu sodium (Na) dan Calsium (Ca) bentonit. Pemakai utama Na-bentonit adalah untuk lumpur bor dalam kegiatan pemboran. Sementa- ra Ca-bentonit dipakai sebagai penyerap (penjernih) di industri minyak goreng.

Salah satu indikator kenaikan produksi Ca-bentonit dapat dtunjukkan oleh produksi minyak goreng. Hampir di atas 70 % dari total konsumsi digunakan dalam industri ini.  Untuk Na-bentonit jumlah pemakaian banyak tergantung kepada eksplorasi minyak bumi dan gas.

GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

Mula Jadi

Secara umum, mula-jadi endapan bentonit ada empat macam, yaitu hasil pelapukan, hydrothermal, transformasi, dan sedimentasi.

Endapan hasil pelapukan;

Faktor pembentukan endapan ben-tonit hasil pelapukan adalah kondisi komposisi mineral batuan, komposisi kimia dari air, dan daya lalu air pada batuan asal. Yang terakhir ini dapat dikemukakan sebagai : iklim, berbagai relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan.

Pembentukan bentonit hasil pelapukan adalah akibat reaksi antara ion-ion hidrogen (H+) dalam air tanah dengan senyawa silikat. Ion H+ tersebut berasal dari asam karbon akibat pembusukan zat-zat organik di dalam tanah.

Mineral penting saat pembentukan lempung adalah plagioklas, kalium-feldspar, biotit, muskovit, sedikit kandungan senyawa alumina dan ferro- magnesia. Plagioklas sangat reaktif, berjumlah banyak dan sumber utama dari kation dan silika dalam air tanah.

Larutan hydrotermal

Larutan hydrotermal merupakan larutan bersifat asam dengan kandungan klorida, belerang, karbon dioksida dan silika. Komposisi larutan berubah karena ada reaksi dengan batuan gamping menjadi larutan alkali yang bersifat basa, lalu terbawa keluar dan akan tetap bertahan selama unsur alkali dan alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal.

Pada alterasi hydrotermal relatif lemah, mineral-mineral asal menentukan hasil alterasi tersebut. Pada alterasi sangat lemah, mineral-mineral yang kaya dengan unsur magnesium cenderung membentuk klorit. Pada alterasi lemah, adanya unsur alkali dan alkali tanah akan membentuk monmorilonit kecuali kalium, mika, feromagnesia dan feldspar. Monmorillonit terjadi karena adanya unsur magnesium.

Endapan transformasi

Endapan bentonit hasil transformasi/ devitrifikasi debu gunung api terjadi dengan sempurna apabila debu diendapkan di dalam cekungan seperti danau atau laut. Mineral gelas gunung api lambat laun akan mengalami devitrifikasi.

Endapan sedimen

Monmorilonit bisa juga terjadi sebagai endapan sedimen dalam kondisi basa (alkalin). Mineral hasil sedimentasi terbentuk dalam cekungan dan bersifat basa dan tidak berasosiasi dengan tufa, seperti atapulgit, sepiolit, mon-morillonit, karbonat, silika pipih, fosfat laut dan sebagainya. Lingkungan ini banyak mengandung larutan silika yang terendapkan dalam bentuk flint, kristobalit, atau senyawa alumunium dan magnesium.

Secara umum, Ca-bentonit terjadi dari alterasi mineral dalam batuan beku dan metamorfik yang biasanya ter-dapat dekat dengan permukaan. Hal ini disebabkan ion Na+ dalam lempung bentonit bersifat tidak mantap dan mudah diganti oleh ion Ca+, dan juga ion H+ pada tingkat pelapukan selanjutnya. Sebaliknya, Keberadaan Na-bentonit di daerah tropis hanya dijumpai pada tempat dalam yang mengalami proses pelapukannya tidak berkepanjangan.

Mineralogi

Bentonit adalah istilah lempung mon-morillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain.

Dalam keadaan awal, Na-bentonit berkemampuan tinggi untuk menyerap warna dan dapat ditingkatkan lagi dengan melalui proses pengolahan dan pemanasan.

Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay danfuller’s Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller’s earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak. Berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :

a.    Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite)

Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+).

Penggunaan yang utama adalah untuk  lumpur (bor) pembilas dalam kegiatan pemboran, pembuatan pellet biji besi, penyumbat kebocoran bendungan/kolam.

b.   Mg, Ca-bentonit - non swelling bentonite)

Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki  pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.

Potensi dan Cadangan

Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) .

Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasik-malaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Soro-langun-Bangko; Boyolali (Lampiran).

Pertambangan

Eksplorasi

Pekerjaan yang dilakukan dalam eksplorasi pendahuluan atau detail antara lain pemetaan dan pembuatan sumur uji atau pemboran. Pada eksplorasi detail pembuatan peta dilakukan dalam skala lebih kecil (1: 1.000), dan jarak titik sumur uji atau pemboran lebih dekat.

a.    Pemetaan

Pemetaan dilakukan untuk membuat peta topografi dan situasi daerah dalam menunjang kegiatan eksplorasi, evaluasi endapan, dan perencanaan penambangan.

Pengukuran dilakukan dengan alat ukur theodolith pada area yang diinginkan dengan titik ikat ukur yaitu titik triangulasi. Dilakukan juga penen-tuan dan pengukuran lokasi titik bor atau sumur uji dengan interval 25-100 meter.

Dari hasil pengukuran, lalu dibuat peta topografi  dan  situasi   dengan   skala diinginkan yang menggambarkan letak titik sumur uji atau titik bor, tempat penggalian endapan, penyebaran endapan, jalan, dan lain-lain.

b.   Pembuatan sumur uji, atau pemboran

Pembuatan sumur uji atau pemboran (dengan bor tangan atau bor mesin) adalah untuk mengetahui sebaran endapan secara lateral dan vertikal, tebal endapan, tebal lapisan tanah penutup, struktur batuan, dan data lain melalui pengambilan conto, pengukuran stratigrafi endapan, serta hasil analisis contoh tersebut di laboratorium.

Dari hasil pemeriksaan uji conto di laboratorium dapat diketahui kualitas dan kuantitas endapan bentonit, penyebaran serta ketebalan tanah penutupnya. Lalu, data tersebut dievaluasi, sehingga dapat ditentukan nilai keekonomiannya.

Penambangan

Kebanyakan endapan bentonit terdapat dekat dengan permukaan tanah atau ada yang sudah tersingkap akibat proses pelapukan, oleh karena itu penambangan dilakukan dengan cara penambangan terbuka sistim jenjang (Gambar 1).

Lapisan tanah atas dikupas dan dipindah ke suatu tempat penimbunan, yang akan digunakan untuk menimbun daerah endapan bila selesai ditam-bang, sehingga bekas penambangan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain. Peralatan yang digunakan dalam proses penggalian dan pengupasan tanah penutup, antara lain: power scraper, dragline scraper, dragline excavator, dan power shovel.

4.3 Pengolahan

Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang berupa bongkah-bongkah, (raw material) diangkut dengan truk ke pabrik untuk diolah melalui beberapa tahapan proses, yaitu penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan (Gambar 2).

a.     Pengembangan  bentonit

Bentonit mempunyai sifat menyerap sebab ukuran partikel koloidnya  amat kecil dan memiliki kapasitas permukaan ion yang tinggi.

Pengembangan bentonit disebabkan oleh adanya penggantian isomorphous pada lapisan oktohedral (Mg oleh Al) dalam menghadapi kelebihan muatan di ujung kisi-kisinya. Adanya gaya elektrostatis yang mengikat kristal pada jarak 4,5o dari permukaan cukup kuat untuk mempertahanan ion di per-mukaan unit-unitnya, dan tetap men-jaga unit itu tidak saling merapat.

Bila dicampur air akan mengembang, maka jarak antara unit makin melebar dan lapisannya membentuk serpihan, serta memiliki permukaan luas jika dalam zat pengsuspensi.

b. aktivasi bentonit

Aktivasi bentonit  bertujuan untuk me-naikkan daya adsorpsi dan memperoleh sifat bentonit yang diinginkan.

Montmorillonit memiliki struktur ber-tingkat dan kapasitas pertukaran ion yang aktif di bagian dasar.  Oleh karena itu, strukturnya dapat diganti seperti struktur bagian dasar, yaitu dengan penambahan asam agar terjadi penggantian ion-ion K+, Na+ dan Ca+2 dengan H+ dalam ruang interlamelar, dan akan melepaskan ion-ion Al+3, Fe+3 dan Mg+2 dari kisi strukturnya sehingga lempung lebih aktif.

Aktivasi bentonit sangat dipengaruhi oleh konsentrasi asam. Biasanya dipakai asam sulfat.  Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sifat dasar, distribusi ukuran pori, keasaman, dan nilai SiO2 atau Al2O3 dari endapan bentonit. Faktor-faktor tersebut tergantung juga pada komposisi mineral lempung bentonit dan cara aktivasi.

Beberapa hasil aktivasi dapat diterangkan seperti di bawah ini.

1) Aktivasi dengan pemanasan

Pada proses penjernihan minyak sawit dengan bentonit sebagai absorben memperlihatkan bahwa bentonit mulai aktif menyerap warna pada suhu 80o – 130 oC. Tingkat kejernihan tidak begitu besar setelah suhu mencapai 140-150 oC, bahkan cenderung menurun. Pada proses pemucatan minyak kedele penghilangan warna minimum pada suhu sekitar 100o C.

2) Pengaruh waktu

Pengontrolan minyak dengan tanah pemucat sangat dipengaruhi oleh waktu. Pada kondisi suhu, tekanan, dan jumlah tanah pemucat yang sama menunjukkan bahwa hasil penghilangan warna maksimum pada temperatur tertentu, dan cenderung menurun bila kontak diperpanjang. Penurunan pemucatan karena daya serap lempung akan habis.

3) Pengaruh tekanan

Proses penghilangan warna dari bahan pemucat dipengaruhi juga oleh luas permukaan tanah pemucat yang dikontakkan dengan minyak. Dengan menurunkan tekanan pori-pori tanah pemucat sampai tekanan atmospir, bentonit akan terdeareasi, sehingga luas permukaan akan lebih besar. Tekanan yang umum dilakukan di industri-industri adalah 5,077 mm Hg.

c. Aktivasi bentonit untuk lumpur bor

Aktivasi bentonit untuk lumpur bor adalah proses merubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit dengan cara penambahan senyawa alkali, yaitu sodium karbonat (NaCO3) dan sodium hidroksida (NaOH). Dengan aktivasi ini diharapkan terjadi perubahan sifat hidrasi, dispersi, reologi, swelling, dan sifat lainnya dari bentonit, sehingga dapat digunakan untuk lumpur bor.

Agar reaksi lebih sempurna perlu diperhatikan aspek waktu kontak, penekanan dan aspek lainnya.

Aktivasi dan proses mengubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit telah banyak dilakukan, sebagai contoh dapat dilihat pada [2] dan [5].

PENGGUNAAN DAN PESIFIKASI

Ada dua jenis bentonit yang dipakai dalam industri, yaitu Sodium (Na) bentonit dan Ca-bentonit. Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.

Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.

Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor.

Sifat bentonit yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pemanfaatannya adalah :

Komposisi dan jenis mineral yang dikandung dalam bentonit, antara lain monmorillonit, kaolinit, illit, kwarsa, plagioklas, kristobalit, dan lainnya.Komposisi kimia, yaitu unsur-unsur kimia yang terkandung antara lain, SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, Fe2O3 H2O dll.Sifat teknologi.Sifat pertukaran ion; sifat ini antara lain, sifat pemucatan, adhesi, sifat penyerapan dan sifat lainnya.

Penggunaan

Na-bentonit (sodium bentonit)

1) Sebagai lumpur bor

Fungsi utama Na-bentonit sebagai lumpur bor adalah :

menaikkan daya suspensi air pembilas;pendingin dan pelumas mata bor;menahan kotoran bor tidak mengendap walaupun kegiatan pemboran sedang dihentikan;sebagai penahan stang/tali bor yang makin berat dengan bertambahnya kedalaman atau panjang stang bor yang digunakan;menahan tekanan air, gas atau minyak yang keluar dari batuan yang ditembus dan mencegah peresapan kembali, serta penguat lapisan atau penahan pada dinding lubang bor dan mencegah terkadinya urug.

Bentonit untuk  pemboran minyak dan gas bumi harus memiliki sifat mengembang sesuai standar API yang biasa disebut RP 29, RP 13B, atau dari OCMA.

2) Pengecoran Logam

Bentonit yang dipakai pada industri pengecoran logam besi atau bukan besi adalah bentonit alam dan sintetis yang berfungsi sebagai bahan pengikat dalam alat cetak.

Dalam dunia perdagangan, bentonit alam disebut juga bentonit Wyoming, sedangkan bentonit sintetis disebutbrekbond 2 (Inggris) dan berkonit (Italia). Sifat daya tahan terhadap panas dari kedua jenis bentonit tersebut tidak sebaik lempung tahan api yang berupa butiran seperti kuarsa, zircon, kromit dan lain-lain.

Jumlah bentonit yang dipakai untuk pengecoran logam antara 4 – 6 % dari berat alat cetak. Pengecoran pada suhu dan tekanan tinggi diperlukan pengikatan yang lebih sempurna dengan pemakaian bentonit antara 8 – 10 % dari jumlah berat alat cetak. Apabila alat cetak mengalami keausan atau rusak, pembaharuan cukup dengan menambahkan bentonit 0,1 – 1 % dari jumlah berat alat cetak.

Persyaratan bentonit untuk pembuatan alat cetak pengecoran logam (besi baja) biasanya mengacu kepada syarat standar Steel Founder’s Society of America (SFSA). Syarat tersebut didasarkan pada kandungan uap air, konsentrasi CaO, derajat pH dan batas cair. Nilai batas cair bagi lempung bentonit atau jenis lempung lain harus lebih besar dari 600o C.

3) Pembutan pelet konsentrat besi dan logam Lain

Pemanfaatan bentonit dalam proses pembuatan pelet konsentrat bijih besi dianggap cukup mahal. Selain itu, apabila dipakai campuran bentonit sekitar 1 % dapat terjadi kontaminasi, kadar besi  turun 0,6 % dan silika naik  0,5 %. Untuk itu, perlu ditambahkan batu gamping dan kokas. Batu gamping (kapur tohor=CaO) atau kapur padam (Ca(OH)2) berfungsi menurunkan suhu pembakaran dan mencegah terjadinya retak-retak, sementara kokas berfungsi untuk mengikat kelebihan silikat dan terbentuknya silikon karbid yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok, pemoles atau ampelas.

4) Teknik sipil

Pemakaian bentonit dalam teknik sipil masih terbatas pada pembangunan konstruksi beton, seperti jembatan, bendungan dan bangunan yang berhubungan langsung dengan air tanah dan air laut. Sifat bentonit yang dimanfaatkan adalah sifat tiksotropinya.

Tujuan pemakaian Na-bentonit adalah untuk menunjang kekuatan dinding diafragma dan tembok/fondasi yang masuk ke dalam tanah. Selain sebagai penyelubung, juga berfungsi sebagai penahan atau pengisi lubang, celah dan pori-pori batuan atau formasi di sekitar dinding atau tembok/fondasi. Bentonit yang digunakan 3 – 10 %.

5) Bahan pencuci atau pemutih

Pemakaian Na-bentonit sebagai bahan pemutih dan pencuci termasuk mahal, tetapi memberikan hasil yang baik dan banyak dilakukan. Atas pertimbangan biaya, fungsi bentonit banyak digantikan oleh lempung asam aktif atau fuller’s earth.

6) Penggunaan lainnya

Penggunaan Na-bentonit di bidang pertanian dan peternakan (sebagai katalis), pembuatan cat dan lain-lain dipandang sangat mahal. Sebagai subtitusi Na-bentonit dipakai lempung asam, fuller’s earth, pirofilit, atau talk yang lebih mudah diperoleh dan dari sisi harga lebih murah. Walaupun demikian, penggunaan bentonit untuk tujuan tersebut masih dilakukan oleh industri atau pengusaha tertentu.

Dalam industri pakan ternak (terutama unggas) bentonit berfungsi sebagai pengikat dengan pembuatan sama seperti pembuatan pelet konsentrat bijih besi dan ogam lain), yaitu 1-2 % dari berat pakan yang diolah.

Ca-bentonit (kalsium bentonit)

Berbeda dengan Na-bentonit, Ca-ben-tonit tidak memiliki sifat mengembang yang baik sebab tidak adanya ion Na+ di dalam kesatuan sel pada kisi kristal montmorilonit (Tabel 1).

Pemakaian Ca-bentonit pada dasarnya sama dengan pemakaian lempung yang tergolong fuller’s earth, antara lain untuk lumpur pemboran, pencuci dan pembersih minyak bakar, minyak goreng, industri obat-obatan, kimia, kertas, keramik dan lainnya. Tetapi pemanfaatan yang utama adalah untuk pembuatan sodium bentonit sintetis, dan  bahan baku pembuatan lempung aktif.

Pemakaian Ca-bentonit untuk bahan pembuatan sodium bentonit lebih banyak keuntungan daripada jenis lempung lain, kecuali lempung asam, terutama saat penggerusan, penyaringan dan pengeringan. Ca-bentonit  memiliki sifat pertukaran ion yang baik dan menghasilkan produk sampingan yang berharga, yaitu bahan pemutih sintetisprecipitated calcium carbonate (PCC).

Biasanya, bahan yang digunakan mempunyai kelembaban sekitar 33 % dan ukuran butir 5 cm. Bahan lalu dikeringkan hingga kelembaban antara 3-10 %, selanjutnya digerus dengan ukuran butir mencapai 90 – 100 mesh.

Selain yang diterangkan di atas terdapat lempung sejenis yang pemanfaatannya sama atau hampir sama dengan Bentonit, yaitu atapulgit, sepiolit, dan lempung asam.

Spesifikasi Produk

Di Industri Hilir

Di indonesia, sebagian besar penggunaan Ca-bentonit adalah di industri penjernihan minyak kelapa sawit. Untuk menghasilkan minyak kelapa sawit bermutu tinggi diperlukan Ca-bentonit dengan persyaratan tertentu, terutamableaching power.

Beberapa peryaratan dan spesifikasi bentonit yang perlu diperhatikan dalam pengunaannya di berbagai jenis industri pemakai, antara lain adalah:

a)    Special Foundry Sand; Kuat tekan, kuat tarik dan deformasi.

b)   Special Iron ore Pellet Test; Green drop; hijau, kering dan kuat padat pembakaran (fired compress strengths),deformation; dan tumble determination).

c)    Perdagangan Katalis dan Pemurnian Minyak; Spesifikasi material murni dengan kadar besi dan metal berat rendah. Tes diambil dari BSCRA specification dengan persyaratan sebagai berikut :

Moisture content (6-12 %);Green compressive strength;Dry compressive strength;Batas cair (sekitar 600oC);Life test;Komposisi kimia (CaO maks. 0,7 %); pH – 8,2;Kuat panas.

d)    Farmasi dan Kosmetik; Di bidang ini, uji bentonit dibuat terhadap sifat-sifat sebagai berikut : rupa (wujud), bentuk, brightness, residu pada 200 mesh (%), pH (dispersi 2 %), swelling (1/2 gram dalam 10 ml air, setelah 2 jam), Batas cair, formasi gel (dengan MgO setelah 24 jam), cps viscosity (1%, 3% dan 5 % dispersi).

e)    Deproteinizing Wine, (oil, fluids); Untuk Deproteinizing wine, uji bentonit dibuat untuk mengetahui sifat-sifat sebagai berikut: Deproteinizing power, soluble sodium, soluble lead, soluble phosphate. Harus stabil pada panas 500o-600o C, porositas 60-70 %, area permukaan sekitar 120-140 mm/g, pH hampir netral, rasa/bau kecil.

f)     Fuller’s Earth; Fuller’s earth tidak diaktifkan secara komersial dan tidak berbaur terhadap aktivasi dengan asam. Sedangkan atapul-git dan monmorillonite di alam kebanyakan memiliki kemampuan menjernihkan minyak. Selain itu, mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Rapatan muatan : 0,45-0,75 g/ml;True density : 2,4 – 2,6 g/ml;pH : 6,5 – 7,5;porositas : 60 – 70 %;area permukaan : 120-140 mm/g;pori-pori berdiameter rata-rata 170 – 200 A;organic diserap 12-15 % bobot clay (clay akan menyerap 30-50% bobot cair organik tanpa kehilangan sifat dan daya mengalir secara bebas).

Spesifikasi di Pasaran

Untuk mendapatkan bahan penyerap yang bermutu baik, dapat dilihat sebagai berikut :

perbandingan SiO2 dan Al2O3 lebih tinggi dari kaolinit, yaitu 4/1 -6/1;

keasaman yang relatif lebih tinggi dalam air, diperlukan 10 – 150 cc, 0,1 N larutan NaOH untuk menetralisasi 100 gram bahan penyerap dengan indikator phenolphtalin;Densitas yang rendah; 0,65 – 0,80 gram/cc;Kandungan mineral pengotor sedikit, seperti kuarsa, garam-garam terlarut, kalsit dan oksida besi.

Proses penyerapan dikenal ada dua macam, yaitu :

1)    Cara kontak dilakukan dengan cara memanaskan dan mengaduk campuran minyak dan bahan penyerap kemudian diteruskan dengan penyaringan;

2)    Cara perkolasi, yaitu dengan melewatkan minyak yang dicuci pada butir-butir kasar bahan penyerap.

Proses  penjernihan  minyak sawit   dan kelapa dengan operasi  adalah sebagai berikut  (Gambar 3):

Bentonit dijemur sampai kering di udara atau dalam oven (70oC);Digiling dan disaring sehingga diperoleh tiga fraksi dengan ukuran 150-100#, 200-150# dan 200#;Masukkan minyak goreng dalam gelas beaker dengan ukuran tertentu sebanyak 500 cc;Menghilangkan residu minyak terlebih dahulu disaring dan bila minyak mengental, penyaringan sambil dipanaskan 50oC.

Persyaratan standar bentonit untuk lumpur bor harus memenuhi standar spesifikasi dari American Petroleum Institute(API) dan Oil Companies Materials Association (OCMA).

Spesifikasi dari API

a)    Analisis ayak secara basah : 200 mesh maksimum 4 %;

b)   Kandungan air (sewaktu pengiriman) maksimum 10 %;

c)    Pada contoh basah 22,5 gr bentonit dalam 350 ml air murni :

Pembacaan Fann VG Viscometer pada 600 rpm, 30 menit;Yield point minimum tiga kali viscositas plastis;Air tapisan pada 100 psi, suhu 2530 oC & waktu 30 menit maks. 13,5 ml;Air tapisan pada 100 psi, suhu 2530 oC & waktu 30 menit maks. 13,5 ml;Viscositas semu min. 15 cp;Viscositas plastis, min. 8,0 cp;

d)    Hasil pencampuran minimum 94,02 bbl/short ton;

e)    Hasil pencampuran minimum 94,02 bbl/short ton;

f)     Analisis ayak secara kering: + 200 mesh;

g)    Pengembangan 10-12 kali volume kering;

h)    Tidak mengandung bahan-bahan magnetik dan radioaktif.

Spesifikasi dari OCMA adalah:

Satu short ton bentonit menghasilkan lumpur dengan viscositas 15 cp dan volume minimum 16 m3;Adukan 7,5 gr bentonit dalam 100 ml air murni tidak boleh memberikan air tapisan < 15 ml.

3.3.3  Sifat-sifat Bentonit Komersial

Type bentonit yang diperdagangkan mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia tertentu. Untuk type bentonit swellingdapat dilihat pada Tabel 2.

Spesifikasi bentonit dari industri hilir di Indonesia tidak diperoleh data yang lengkap. Pemakai yang disurvei hanya memberi spesifikasi yang umum.

Berikut spesifikasi bentonit yang dipergunakan atau dikonsumsi oleh industri hilir, seperti industri minyak sawit, logam, kosmetika, dan sabun.

Spesifikasi bentonit di industri sabun (PT. Agrocorb Indonesia) adalah :

Fuller’s earth; Kandungan air :  max  1 %; Ukuran butir (lolos saringan – 325  mesh) : min 90 %.

Industri Barang dari Semen (PT Wijaya Karya) adalah sebagai berikut:berukuran 200-300 mesh;Zn murni : 98-99 %;Kandungan Pb : maks 1 %.

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK

Perkembangan Pemasokan dan Permintaan Bentonit Indonesia

Sampai saat ini, produsen Na-bentonit bukan sebagai produsen tambang tetapi hanya sebagai pemasok saja, walaupun ada, jumlah dan kontinuitas produksi dapat dikatakan tidak pasti, sehingga pertumbuhan tahunannya sulit untuk dievaluasi. Kebutuhan Na-bentonit di dalam negeri dipakai dalam kegiatan pemboran menengah dan pemboran dalam.

Sebaliknya, produsen dan produksi Ca-bentonit berkembang cukup pesat. Produsen Ca-bentonit sebagian besar berada di kota besar di P. Jawa, sesuai dengan keberadaan industri pemakai utama bentonit.

Produksi mineral bentonit dalam kurun 1981-1999 secara umum meningkat, dengan laju perubahan tahunan sebesar 22,92 %. Produksi tahun 1981 tercatat sebesar 4.173 ton dan terus meningkat sampai dengan tahun 1996 sebesar 99.208 ton. Pada tahun 1998 produksi mineral bentonit menurun menjadi 83.372 ton dan tahun 1999 naik menjadi 90.435 ton (Tabel 5).

Kenaikan produksi ini tidak terlepas dari konsumsi bentonit di industri pemakai yang terus bertambah dengan laju per-tumbuhan tahunan sebesar 13,79 %, terutama Industri minyak sawit.

Pemakaian bentonit oleh beberapa industri pemakai dengan alasan lebih ekonomis dan kualitas produk akhir. Pemakaian bentonit impor oleh industri minyak sawit lebih ditekankan kepada kemampuan bleaching yang tinggi (> 65 %), karena kemampuan bleaching bentonit domestik dinilai masih sangat rendah (27 – 38 %), sehingga perlu aktivasi terlebih dahulu.

Menjadi masalah krusial dengan pemakaian mineral asal domestik,  karena mutu bahan galian dianggap kurang dapat diandalkan untuk menghasilkan produk-produk dengan kualitas cukup dan baik. Adanya Impor bentonit diperkirakan sebagian besar berupa Na-bentonit yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi. Dari Tabel 6., dapat dilihat asal impor bentonit tahun terakhir 1999.

Dalam dunia perdagangan, Ca-ben-tonit juga dikenal dengan nama lain, seperti NKH, Tonsil, Galleon, dan lain-lain.

Pemakai utama Ca-bentonit adalah industri minyak sawit dan minyak kelapa, kemudian diikuti oleh industri margarine, logam untuk bangunan, dan industri mesin cor). Pada tahun 1999, industri minyak sawit mengkonsumsi bentonit,  yaitu  sekitar 70 % (68.910,6 ton), kemudian industri minyak kelapa sekitar 16 % (15.751,1 ton) dan sisanya sebesar 14% (13.782,2 ton) dikonsumsi oleh industri margarine, pengecoran logam, mesin, sabun, kosmetika dan cat.

Ekspor bentonit diperkirakan dari jenis Ca-bentonit. Ekspor bentonit dalam tahun pengamatan walaupun berfluk-tuasi, namun cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 14,67 % untuk volume dan 12,66 % untuk nilainya. Ekspor pada tahun 1999 sebagian besar ditujukan ke Singapura sekitar 89.00 % dan sisanya ke Malaysia dan Taiwan. Ekspor bentonit sebagian besar diperkirakan masih belum diaktivasi  (Tabel 5).

Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) dalam kurun pengamatan hanya naik sekitar 4,86 % per tahun, padahal sampai Juli 1997, perkembangan kenaikan ekonomi nasional cukup menakjubkan. Namun, sejak itu, ditandai dengan nilai rupiah yang merosot, tahun 1998 (PDB) turun 13,2 % dan hanya naik 0,19 % pada tahun 1999 (Tabel 5).

Dari sisi industri pemakai Ca-bentonit industri minyak goreng adalah sebagai pemakai utama untuk pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Untuk dapat dijadikan minyak goreng dilakukan proses penjernihan dengan bentonit, kemudian dilakukan proses deodorizing.

Produksi minyak goreng sawit dalam kurun pengamatan meningkat cukup berarti dengan laju tahunan sebesar 17,51 %. Tahun 1999 produksi minyak goreng telah mencapai 2,4 juta. Kenaikan produksi tersebut didorong oleh pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang otomatis menambah pemakaian bentonit dari jenis kalsium (Tabel 6).

Beberapa industri pemakai bentonit lain yang cukup banyak adalah minyak goreng kelapa dan Industri margarine dengan laju pertumbuhan sebesar 8,22 % dan 25,3 % masing-masing.

Kebutuhan bentonit dalam setiap jenis industri minyak goreng berlainan. Untuk minyak goreng kelapa rata-rata dibutuhkan sekitar 2 persen dari hasil akhir, atau untuk setiap per ton minyak goreng kelapa perlu 20 kg Ca bentonit. Sementara minyak goreng kelapa sawit dibutuhkan lebih tinggi lagi yaitu 4 % atau untuk setiap per ton minyak goreng kelapa sawit dibutuhkan 40 kg kalsium bentonit. Untuk industri margarine, kebutuhan Ca-bentonit prosentasenya lebih tinggi lagi, yaitu berkisar antara 4 – 5 % dari produk akhir atau untuk setiap ton perlu 40 – 50 kg kalsium bentonit.

5.2 Peluang Pengusahaan Mineral Bentonit

Meskipun masih ada hambatan dalam pengolahan bentonit di Indonesia, tetapi peluang pengusahaan mineral bentonit masih tetap terbuka terutama dilihat dari potensi endapan yang cukup besar atau dari sisi kapasitas produksi di industri hilir atau untuk ekspor.

Endapan bentonit Indonesia saat ini masih cukup tinggi (380 juta ton) dan mempunyai prospek yang bagus baik domestik maupun ekspor, karena jenis endapan yang dimiliki kebanyakan dari jenis bleaching clay (untuk penjernihan minyak kelapa sawit

Namun demikian, semua itu harus diikuti dengan penganekaragaman karena jelas nilai tambah yang diperoleh hanya sedikit. Apalagi, adanya keinginan dari pihak industri yang menginginlan bentonit yang instant tanpa harus memikirkan teknik pengolahan aktivasi. Jadi, dalam hal ini kualitas bahan mineral masih tetap menjadi pilihan utama, terutama untuk produk minyak goreng yang bermutu, terutama bagi golongan menengah ke atas. Untuk itu, pendirian pabrik pengolahan bentonit rasanya perlu segera dilaksanakan.

Sementara itu, proyeksi dari Departe-men Perindustrian dan Perdagangan 1992, bahwa kapasitas pabrik pengolahan di Indonesia pada industri kimia dasar pada akhir pelita VI adalah sebesar dari 308.940 ton. Proyeksi tersebut didasarkan bahwa tahun 2000 proyeksi produksi minyak sawit indonesia akan mencapai 7,9 juta ton, bahkan merencanakan sebagai produsen minyak sawit nomor satu di dunia pada tahun 2010 dengan jumlah produksi minyak sawit sebesar 12,3 juta ton.

Dari jumlah produksi minyak sawit tersebut apabila per satuan ton perlu 25-40 kg bentonit diperkirakan lebih dari 300.000 ton per tahun. Namun, sampai tahun proyeksi tersebut belum terpenuhi bahkan tidak sampai dengan 50 % dari kapasitas direncanakan. Bahkan produksi minyak sawit Indonesia hanya mencapai sekitar 2,7 juta ton pada tahun.

Masih tersisanya kapasitas yang ada merupakan kendala karena daya produksi bentonit dalam negeri pada 1999 masih jauh dari proyeksi. Padahal, pada saat itu, selain untuk keperluan domestik, Indonesia merencanakan ekspor bentonit seperti ke Malaysia yang pada tahun 1993 sekurangnya 100.000 ton, karena Negara tersebut telah membutuhkan hampir 200 ribu ton per tahun untuk pengolahan minyak sawit sebesar sekitar 6 juta ton [1]. Jadi, untuk memenuhi konsumsi di industri kimia dasar perlu meningkatkan produksi lebih dari 200%.

Saat ini, prospek kebutuhan bentonit hanya terfokus kepada jumlah penduduk Indonesia sebagai konsumen. Oleh karena itu, apabila pendirian pabrik pengolahan masih berupa angan-angan, prospek pengembangan usaha bentonit ke depan diperkirakan hanya tergantung kepada jumlah penduduk, atau peningkatan daya beli yang cukup untuk membeli produk berkualitas.

Cukup besarnya jumlah penduduk Indonesia merupakan potensi pasar bentonit tersendiri di dalam negeri, dimana pada tahun 2000 penduduk Indonesia berjumlah 203,4 juta orang. Sebagai contoh adalah kebutuhan minyak goreng yang semakin besar akibat jumlah penduduk yang makin bertambah, di lain pihak sampai saat ini minyak goreng berkualitas utama masih terbatas dikonsumsi oleh masyarakat perkotaan. Sebaliknya masyarakat pedesaan, yang berjumlah cukup besar dan dalam kehidupan sehari-hari secara umum masih memakai minyak goreng dengan kualitas rendah dan sering menimbulkan masalah terhadap cita rasa makanan, bahkan kadang berakibat makanan jadi tidak sehat.

Kebutuhan minyak goreng dengan kualitas baik di masa mendatang diperkirakan akan terus meningkat sejalan pertambahan penduduk dan apabila peningkatan pola hidup sehat masyarakat Indonesia. Untuk menghasilkan minyak goreng dengan kualitas baik, peranan bentonit dalam proses pengolahan minyak sangat penting. Dengan demikian kebutuhan bentonit akan terus bertambah.

Sampai dengan tahun 1999 Ca-bentonit yang diproduksi di dalam negeri masih mempunyai kemampuan bleaching yang kurang diminati, sehingga industri minyak banyak menggunakan bentonit impor. Akan tetapi perkembangan terakhir menunjukkan adanya peningkatan penggunaan Ca-bentonit domestik, yang berarti produsen di dalam negeri telah mampu meningkatkan kualitas Ca-bentonit sesuai dengan permintaan pasar, dan dapat bersaing dengan bentonit impor.

Proyeksi Departemen Perindustrian dan Perdagangan 1992, bahwa kapasitas pabrik pengolahan di Indonesia pada industri kimia dasar pada akhir pelita VI adalah sebesar dari 308.940 ton. Proyeksi tersebut belum terpenuhi bahkan tidak sampai dengan 50 % dari kapasitas direncanakan.

Apabila dikaitkan dengan ketersedian potensi endapan yang cukup besar, adanya peningkatan jumlah produksi minyak kelapa sawit, serta pasar kawasan Asia Pasifik, khususnya di ASEAN terutama (Malaysia, Thailand, dan Indonesia) peluang meningkatkan produksi bentonit akan dapat merangsang para produsen bentonit dalam pengembangan kapasitas pabriknya, atau pendirian produsen baru di Indonesia. Namun demikian, tentu saja harus diikuti dengan usaha peningkatan kualitas untuk dapat bersaing dengan ekspor dari negara lain.

Tanpa usaha itu tidak berarti. Peluang ekspor selama ini terlihat masih terbatas, karena perkembangan ekspor tahunan yang masih berfluktuasi. Namun apabila nilai tukar rupiah bartahan saja atau terus melemah, kemungkinan ekspor bentonit akan mengalami peningkatan walaupun relatif sedikit.  Apalagi impor bentonit yang selama kurun waktu pengamatan mengalami lonjakan.

Saat ini saja Indonesia masih impor bentonit baik jenis kalsium maupun natrium dari Amerika, Jepang, Australia dan bahkan ada yang berasal dari Malaysia, padahal negara disebut terakhir ini bukan penghasil bentonit, juga potansi endapan bentonit yang dimilinya sangat sedikit dibandingkan dengan Indonesia. 20- 48 % dari impor bentonit berupa Ca-bentonit yang penggunaannya sebagian besar di industri minyak goreng. Pemakaian bentonit impor pada industri tersebut lebih dikarenakan daya serap yang lebih diharapkan bisa mencapai lebih dari 4 kali dibandingkan dengan bentonit Indonesia.

Peluang di dalam negeri, lebih ditekankan kepada jumlah penduduk yang tinggi, dan kalau dihitung, konsumsi bentonit di Indonesia hanya sekitar 5 kg/kapita. Perhitungan ini memperlihatkan bahwa daya beli (tingkat kehidupan) di negara Indonesia belum memperlihatkan kemajuan yang berarti. Dengan kata lain konsumsi minyak goreng dengan kualitas terbaik hanya diminati oleh golongan menengah ke atas yang apabila dihitung dengan persentase hanya sekitar 5 % dari 220 juta penduduk Indonesia.

Berdasarkan teori, 1 ton minyak goreng memerlukan bentonit antara 25 – 40 Kg. Jadi, apabila dihitung, dengan produksi minyak goreng saat ini di atas 2,5 juta ton paling sedikit konsumsi bentonit di industri minyak goreng saja mencapai antara 70 – 100.000 ton/tahun